3 Hal Penting yang Harus Dimiliki Sales Person

Ferdy Thaeras - wolipop

Jakarta - Banyak dari kita berusaha keras untuk meyakinkan orang untuk membeli sebelum mengetahui benar apa yang diinginkan pembeli, padahal, hal ini merupakan kesalahan terbesar dalam menjual.

Untuk meraih kesuksesan dalam bidang penjualan, ada tiga hal yang perlu ditanamkan dalam diri masing-masing. Disingkat menjadi SEA (Sincerity-Tulus, Ethics-Etiket, Asking-Bertanya). Selain ketiga hal ini, Anda juga harus menyadari bahwa dalam bisnis haruslah membangun hubungan yang saling menguntungkan.

Jangan hanya berpikir 'apa yang saya mau' namun diubah menjadi 'apa yang orang lain mau'. Berikut penjelasan tiga keahlian membina hubungan baik dengan pembeli guna meningkatkan penjualan dan memberikan kepuasan pembeli yang dijabarkan oleh Sharon Michaels, ahli bisnis dan penulis buku How to Give Yourself the Power to Succeed, seperti dikutip dari Forbes.

1. Mendengarkan dengan seksama tanpa memikirkan agenda pribadi Anda

Proses membeli bukan hanya seputar diri sendiri maupun keinginan Anda sebagai penjual, melainkan tentang si pembeli. Seringkali kita terlalu sibuk memikirkan kuota penjualan, promosi dan komisi hingga melupakan apa yang sebenarnya diinginkan dan diharapkan calon pembeli. Penjual dengan agenda pribadi cenderung memaksakan diri dan tidak mendengarkan. Fokuslah terhadap manfaat apa saja yang bisa diberikan produk Anda kepada pembeli.

2. Jangan menyuruh seseorang untuk membeli, namun arahkan keputusan membeli

Peranan Anda sebagai penjual adalah mempresentasikan produk dengan jelas, cerdas, jujur dan penuh integritas. Sedangkan peranan pembeli adalah memutuskan apa yang terbaik untuk dibeli. Pembeli yang setia adalah pembeli yang cerdas.

Tugas Anda cukup menawarkan produk, pelayanan atau ide. Lalu jelaskan keuntungan dan manfaatnya bagi calon pembeli jika kelak mereka membelinya. Jangan lupa untuk menjawab pertanyaan. Merealisasikan transaksi penjualan harus dibangun dari proses tanya jawab yang menyeluruh dan kemudian membangun rasa percaya antar kedua belah pihak.

3. Layani pembeli dari apa yang mereka mau dari produk Anda

Terkadang, kita terlalu asyik menceritakan kelebihan maupun kisah dari produk yang kita jual sampai melupakan satu hal penting. Hal itu adalah ekspektasi pembeli potensial. Hal ini berarti apa yang Anda rasa penting, bukan berarti penting bagi mereka.

Contoh konkritnya, ada seorang ibu paruh baya menjelaskan bisnis rumahan yang menghasilkan uang tanpa harus meninggalkan rumah kepada ibu muda. Setelah menjelaskan poduknya, seketika ibu muda itu menolak. Dengan terheran-heran, ibu paruh baya tadi bertanya kenapa. Ternyata di umurnya yang masih muda, ibu muda tadi justru mencari bisnis rumahan yang justru bisa membuatnya sering keluar rumah dan travelling. Di sinilah kemampuan mendengarkan dan mengetahui benar apa yang pembeli inginkan menjadi penting.

Moral dari cerita ini adalah lontarkan pertanyaan dan dengarkan jawabannya. Jangan berasumsi apa yang penting bagi Anda sama pentignya bagi calon pembeli.