Apa yang Harus Dilakukan Jika Menelan Permen Karet?

Merry Wahyuningsih - detikHealth

Jakarta, Permen karet tidak untuk ditelan tapi terkadang bisa tidak sengaja tertelan, terutama pada anak-anak. Saat tak sengaja menelan permen karet biasanya orang akan panik. Jika sudah begitu, apa yang harus dilakukan?

Permen karet terbuat dari pemanis, perasa dan bahan sintetis (gum resin). Tubuh manusia dapat menyerap pemanis seperti gula dan bisa menambah kalori jika permen karet tersebut mengandung gula yang tinggi.

Tapi pencernaan manusia tidak bisa mencerna gum resin. Biasanya dengan bantuan gerakan peristaltik dari usus (usus mendorong bahan tersebut), maka permen karet tersebut akan keluar saat orang buang air besar.

Dilansir Buzzle, Selasa (28/12/2010), seluruh proses gum resin dari kerongkongan ke perut, usus dan keluar melalui ekskresi tubuh biasanya memakan waktu 2-3 hari. Ini membuktikan bahwa sebenarnya tidak berbahaya bila tidak sengaja menelan permen karet.

Namun bukan berarti permen karet boleh sengaja ditelan. Menelan permen karet untuk sekali waktu memang tidak membahayakan tubuh, tapi bila hal tersebut terjadi secara terus-menerus dan dalam waktu relatif singkat bisa menyebabkan sumbatan pencernaan.

Anak-anak dengan saluran pencernaan yang kecil paling rawan tersedak bila menelan permen karet. Dalam kasus yang jarang terjadi, permen karet yang tertelan dalam jumlah banyak juga dapat menyebabkan perut kembung, diare atau konstipasi (sulit buang air besar).

Jadi apa yang harus dilakukan bila tidak sengaja menelan permen karet?
1. Segera minum air putih yang banyak.
Hal ini menghindari agar permen karet tidak menutup kerongkongan yang menyebabkan tersedak, terutama pada anak-anak.

2. Untuk cepat mengeluarkan permen karet dari tubuh, juga bisa dibantu dengan makanan.
Makanan akan membantu mendorong permen karet sehingga gerakan peristaltik dari usus semakin cepat mengeluarkannya dari tubuh.

Membeli 1 Set Antena Parabola

Sebelum memutuskan untuk membeli 1 set peralatan antena parabola, sebaiknya kita pikirkan dulu kebutuhan kita dalam "menonton" sampai dimana. Apakah kita hanya perlu menonton televisi gratis atau FTA (Free to Air) saja, atau kita berencana untuk sekaligus berlangganan televisi berbayar atau PayTV misalnya Astro, Indovision, dan Telkomvision.

Perhatikan betul-betul kebutuhan kita dalam menonton tersebut. Sehingga kita bisa menentukan jenis peralatan yang sesuai.

Peralatan parabola dalam 1 set adalah: Dish (Antena Parabola), LNB (Low Noise Block Converter), Kabel Coaxial (menghubungkan LNB ke Receiver), Receiver (selanjutnya kita sebut saja dengan Rx), dan yang terakhir adalah televisi tentunya (yang ini pasti udah siap sebelumnya).

Dish, atau cukup kita sebut dengan parabola terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu Dish Mesh dan Dish Solid. Dish mesh bentuk reflektornya adalah "jaring-jaring", sedangkan dish solid reflektornya terbuat dari logam tanpa lobang atau sepenuhnya logam. Besar atau kecilnya dish sangat berpengaruh dalam menentukan penerimaan signal televisi satelit. Samakin besar semakin bagus. Jika anda berada di daerah dengan "beam" sinyal satelit yang kuat, dish dengan diameter 6 ft bentuk jaring saja sudah cukup. Tetapi jika anda berada di daerah yang jauh dari beam atau bahkan kadang-kadang "di luar" (Satellite Yamal 202 misalnya), sebuah dish besar akan sangat menentukan dalam menangkap sinyal yang dipancarkan satelit ini (sangat bagus lagi jika dalam bentuk solid).

Untuk mengetahui apakah kita berada dalam beam satelit yang besar atau sebaliknya, bagi seorang pemula mungkin akan sangat sulit. Namun, paling tidak kita bisa lihat arah parabola orang-orang yang ada di sekitar kita. Kemanakah kebanyakan parabola mengarah (pointing)? Ke Palapa C2? Telkom 1? Asiasat 3S atau Asiasat 2? Mungkin kebanyakan mengarah ke sana. Satelit-satelit tersebut beamnya sangat kuat untuk kita yang tinggal di Asia Tenggara. Setelah itu, perhatikan sebesar apakah jenis parabola yang digunakan oleh para tetangga. Solid ataukah mesh? 6 ft atau 9 ft?. Patokan ini bisa kita jadikan acuan. Biasanya para tetangga cukup menggunakan 6 ft mesh untuk menangkap satelit yang telah disebutkan sebelumnya.

Tapi, tunggu dulu. Untuk mendapatkan beberapa sinyal di satelit Palapa C2 saat ini misalnya RCTI akan sangat sulit jika kita menggunakan 6 ft mesh, minimal 8 ft mesh atau 6 ft solid.

Setelah menentukan jenis dish, sekarang saatnya menentukan jenis LNB. Karena kebanyakan sinyal satelit yang bisa ditangkap di daerah kita adalah sinyal C-Band, maka jenis LNB yang kita perlukan adalah LNB C-Band. Harga termurah saat ini adalah sekitar Rp.55.000,- (Lima Puluh Lima Ribu Rupiah). Untuk LNB Ku-Band anda perlukan jika anda ingin berlangganan Astro misalnya, barulah dibeli karena untuk saat ini siaran televisi yang menggunakan Ku-Band (FTA) sangat sedikit sekali. Jadi, cukuplah dengan membeli sebuah LNB C-Band untuk pointing ke Satelit Palapa C2. Jika suatu saat ingin menangkap 2 (dua) satelit dalam 1 (satu) arah pointing dish, anda tinggal membeli 1 (satu) buah LNB lagi ditambah sebuah Switch DiSEq.

Receiver atau Rx yang kita perlukan tergantung jenis siaran televisi yang akan kita tangkap. Untuk FTA cukup menggunakan Rx murah seharga 200-an rupiah sudah sangat baik. Untuk anda yang berminat berlangganan Astro misalnya anda memerlukan Rx yang lebih sedikit mahal. Untuk Rx FTA misalnya kita gunakan merk Goldsat, Tanaka, dan Matrix (di tempat saya kebanyakan merk tersebut). Untuk Rx Pay TV coba anda tanyakan ke toko terdekat dengan anda, apakah mereka menyediakan Rx jenis ini, karena kebanyakan toko tidak menyetok. Biasanya merknya Truman, Manhattan, dan lain-lain.
Kabel Coaxial yang diperlukan untuk menghubungkan LNB ke Rx sebaiknya menggunakan yang diameternya lebih besar (tebal). Jangan gunakan kabel dengan diameter tipis karena akan sulit ketika dipasang, kecuali jika anda "sabar". Perhatikan letak televisi anda saat ini dan dimana rencananya Dish akan diletakkan. Belilah kabel dengan panjang sesuai keperluan. Jika punya dana cukup, belilah 1 (satu) gulungan/roll, karena bisa saja kita akan memerlukannya nanti.

Bagaimana Televisi anda? Apakah sudah siap? Jangan lupa kabel output A-V, atau televisi anda gak ada gambarnya lagi... hehehe.. Only joking!!!

Sumber: http://www.dvb-satelit.info/2008/11/membeli-1-set-antena-parabola.html